Jan 21, 2011

Selamat Datang Anakku..

Sejak mengambil cuti melahirkan, orang sekitar & teman tidak sedikit yang bertanya :
"mau melahirkan deg-degan gak?"
dan jawabannya:
"ngg..nggak juga, biasa aja" :D

Ya memang biasa aja, alhamdulillah, nggak merasa was-was (--bukan infotainment), gelisah, apalagi stress.

Mungkin karena selama hamil dan terutama di trimester akhir, sibuk menyiapkan kebutuhan baby, menghitung kebutuhan dana pendidikan calon baby kami ini & cari2 informasi soal ASI dan cara menangani bayi baru lahir, maklum, belum pengalaman punya anak.

Due date cikal kami, menurut perhitungan HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir), di akhir desember, tanggal 29. Karena menurut pengalaman emak-emak yang udah lahiran sebelumnya dan menurut survey di dunia ini hanya 5% ibu yang melahirkan tepat sesuai due date, jadilah kami (terutama saya) berharap cikal lahir tanggal 1 januari 2011 sajah, jadi nanti bisa dapat angka cantik 1111, jadi berharap lahirannya mundur 3 hari dari due date.

Tapi rupanya bukan takdirnya untuk lahir di tanggal cantik itu (supaya nggak diistimewakan juga kali ya), karena saat kontrol ke dr. Delle SpOG di RS Al -Islam Bandung saya & mama, yang ngantar waktu itu, agak kaget waktu dr.Delle -dengan wajah sedih- bilang baby di dalam perutku kecil, berat badannya kurang dari normal, lingkar kepalanya lebih besar dari lingkar perutnya.

Langsung lah saat itu juga saya agak down, untungnya ada mama yang nyemangati. Dokternya bilang sebaiknya harus segera keluar baby nya supaya bisa dapat asupan nutrisi yang baik di luar. Waktu itu sudah bukaan 2 katanya.

Jadilah saya diresepkan obat Alinamin untuk melunakkan jalan lahir, dan harus periksa kondisi dan denyut jantung bayi. Pemeriksaan ini juga agak bikin stress karena angka persentasenya rendah & denyut jantung baby di dalam masih sering melemah.

Sejak kontrol terakhir itu, saya upayakan makan lebiiiiih banyak, dari mulai makan es krim sampai makan lebih banyak dari porsi sebelumnya. Dan akhirnya pagi itu, 22 Desember, terasa ada kontraksi di perut, jaraknya 15 menit sekali. Jadilah sang suami calon papa nemani di rumah, sambil nunggu kontraksi 5 menit sekali.

Masih sempat mandi dulu, cuci piring dulu, nonton tipi dulu..santai-santai dulu. Kami akhirnya mutuskan berangkat ke RS saat kontraksi sudah 10 menit sekali, langsung menuju UGD. Dan ternyata, masih bukaan 2. Bidannya nyarankan untuk pulang dulu aja, dan dokter pun mengatakan biasanya memang begitu kalau masih bukaan 2.
Tapi kami mutuskan untuk tetap di RS, dan akhirnya si Mba Bidan nyarankan untuk periksa kondisi & denyut jantung bayi saja. Dan ternyata saat itu kontraksi rata-rata sudah 50% dan denyut jantung bayi rata-rata 130 denyut/menit, jadi dokter (via bidan) menyarankan observasi 4 jam.

So, selama 4 jam saya dan suami jalan-jalan di sekitar RS, dan karena belum sempat survey, kami juga melihat-lihat fasilitas kamar disana. Untunglah ada teman yang bertugas di RS Al Islam Bandung jadi kami bisa leluasa survey ke tiap tipe kamar dan tanya macam-macam..hihi, makasih ya ceu ;)

RS Al Islam ini pro ASI dan melakukan IMD, dan memang terlihat di ruang periksa DSOG-nya terpampang surat pernyataan yang di TTD direktur RS tentang komitmen RS untuk mendukung ASI dan IMD.
Selain itu, info dari teman disana, pihak RS akan menindak jika ada perawat atau bidan yang memberikan susu formula tanpa alasan yang jelas.

Dari hasil ngobrol dengan teman disana, kami baru tahu kalau di RS Al Islam Bandung, fasilitas rawat inap yang ditagihkan adalah sesuai dengan rate kelas tertinggi yang dipakai. Tadinya kami berencana untuk melahirkan dengan fasilitas tindakan kelas II (sesuai yang ditanggung asuransi) baru kemudian rawat inap di kamar kelas yang rate lebih tinggi, supaya saat penagihan nanti tindakan melahirkannya bisa ditanggung full (tidak ada tambahan biaya).

Tapi ternyata jika dilakukan seperti itu, maka oleh RS Al Islam tindakan melahirkannya pun akan ditagihkan sesuai rate kelas rawat inap yang dipakai meskipun saat masuk dan tindakan dilakukan sesuai kelas II.

Haha, ternyata manajemen RS Al Islam ini sudah tahu dan kapok dengan taktik pasien dan calon pasien seperti kami ini..hihi.

Setelah 4 jam jalan-jalan sambil berharap bukaannya bertambah, kami kembali ke ruang persiapan melahirkan, kembali diperiksa dalam dan ternyataaa... masih tetap bukaan 2, huhu..ternyata kontraksi yang sering gak selalu menandakan bukaan sudah besar, dan bisa jadi kontraksi yang saya rasakan waktu itu kontraksi palsu (Braxton Hicks) .

Saya akui juga saat trimester akhir, kegiatan bergerak (terutama jalan) amat sangat jauh berkurang, yang biasanya sibuk di kantor jadi 'cuma' ngerjakan kerjaan rumah yang kebanyakan sambil duduk.
Bidan disana menyarankan kami pulang dulu karena perkiraan masih agak lama, tapi kami keukeuh minta tetap di RS berhubung akan lebih repot jika kembali pulang.

Karena bosan nunggu di ruang persiapan melahirkan, dan bosan jalan-jalan bolak-balik di ruangan itu kami pindah ke kamar rawat inap.
Lumayan agak lebih baik karena lebih hangat dan ada fasilitas tv..hihi.
Ruang persiapan lahiran disana dingiiiiin... sampai membuat bolak-balik ke wc agak sering.

Info dari Bidan, kalau nanti dalam 10 menit sudah ada 4 kontraksi, segera panggil perawat/bidannya. Jadilah saya memantau jam, pasang stopwatch, sambil terus berdoa dan ngajak ngobrol cikal supaya bantuin mamanya nanti waktu lahiran.

Sekitar jam 11 malam kontraksi sudah sering dan lebih dari 4 kali/10 menit, bidan yang sama datang lagi dan langsung meriksa bukaan. And again, masih bukaan 2!..

yasudah memang harus sabar. Belum lama bidannya keluar, tiba-tiba dibagian bawah terasa ada aliran hangat yang lumayan deras, terus ngalir seperti air kencing tapi gak bisa saya tahan. Yak, air ketubannya pecah, dan membuat agak panik karena terus mengalir.

Untungnya ada mama waktu itu yang bantu menenangkan & manggil bidan ke kamar. Dengan wajah tenang bidannya bilang, "ditunggu lagi ya bu, perkiraan lahirnya sekitar jam 3. Kalau belum lahir juga ya terpaksa diinduksi " wacks..

huhu, dari pengalaman teman-teman yang sudah melahirkan, diinduksi itu amat sangat sakit, so agak parno saat dengar induksi. Setelah pecah ketuban itu, kontraksi cikal makin terasa dan memang seperti itu ternyata (kata mama). Makin lama makin terasa sampai saya ngerasa ngomong pun gak bisa.

Makanya sempat merasa aneh kok bisa ya ibu-ibu yang lain teriak-teriak saat kontraksi mau lahiran sementara saya berdoa aja harus dalam hati dan disela-sela napas.

Akhirnya karena sudah benar-benar nggak kuat saya dipindahkan lagi ke ruang persiapan melahirkan. Bidannya datang lagi, kali ini berdua. Salah satunya bilang,
"Bu, dokternya bilang sekarang harus diinduksi aja, langsung 2 ya.. induksi pake infus & induksi balon."
waaaaaattt?

saya yang lagi berusaha tenang ngatur napas jadi agak lemas waktu dengar itu, sambil masang wajah memelas saya minta 1 induksi aja yang dipakai. Akhirnya bidannya setuju untuk masang induksi satu persatu, gak sekaligus. Dan yang pertama adalaaah...induksi balon.

Saat itu saya sudah pasrah dan ikhlas aja yang penting cikal bisa keluar selamat dan sehat. Bidannya langsung nyiapkan induksi balon & meriksa bukaan saya,

" Eh,kayanya udah nggak perlu induksi.. sudah bukaan 8!"

Alhamdulillah..alhamdulillah, beneran bersyukur saat itu, perasaan legaaaa banget.
Dan segera setelah itu saya dibawa ke ruang persalinan, ditemani suami di samping kiri dan mama yang stand by di samping kanan, tetap mau nemani katanya.

Dan alhamdulillah, setelah 4 kali mengejan, akhirnya cikal keluar juga. Langsung terdengar jeritan tangisnya, kuat & kencang sekali.. alhamdulillah.

Dokter mengeluarkan plasenta, sementara cikal dibersihkan seadanya dan saya disiapkan untuk IMD.

Setelah siap, cikal ditempatkan di dada saya.. maasyaa Allah, alhamdulillah, babyku mungil dan lucu.
Tapi IMD saat itu cuma sekitar 5 menit karena cikal harus diobservasi, agak sesak katanya.

Dokternya bilang, itu karena BB-nya yang kecil.. cikal lahir 2,53 kg dengan panjang 47 cm. Yasudah saya juga nggak bisa menolak, yang penting cikal sehat.


Setelah selesai dijahit (nggak terasa sakit kok, kalem aja), saya kembali ke kamar untuk istirahat dan 5 jam kemudian cikal diantarkan ke pangkuan saya..

maasyaa Allah, cakep sekali anakku ^^,

Saat itu juga langsung dicoba untuk menyusui.. meski saya nggak bisa memastikan apa ASI-nya sudah keluar atau belum, yang penting tekad kuat dan pedeee...

alhamdulillah ternyata dia langsung nyusu dengan baik, terharu banget lihatnya..
ternyata bayi memang sudah dibekali dengan pengetahuan untuk nyusu.. maasyaa Allah..

Dokter yang besoknya mengontrol sampai takjub juga melihat cikal sedang nyusu dengan lahap,
"Hebat dah bisa nyusu dan nyusui!" katanya.
Setelah itu cikal bisa dirawat gabung, bahkan sempat semalaman bobo di pangkuan saya.

Kami akhirnya bisa pulang setelah 2 hari di RS. Sebelumnya saya sempat diberikan pelatihan cara merawat payudara dan pelatihan senam nifas, dan diberikan handuk & waslap gratis pulak hihiy..
dari bagian rawat bayi juga diberikan tata cara merawat bayi, khususnya merawat tali pusatnya.

Alhamdulillah kami merasa puas dengan layanan disana, sayangnya DSOG perempuan disana terbatas hanya 2 orang saja.
Untuk kontrol ke dr. Delle saya pernah ngabiskan waktu 4 jam cuma untuk ngantri, smoga nantinya lebih banyak DSOG perempuan disana.

Lalu masalah vaksinasi hepatitis B, yang menurut pengetahuan saya & suami serta menurut jadwal imunisasi dari IDAI, harus diberikan dalam waktu 12 jam sejak lahir, tetapi pihak RS tidak sependapat. Tapi akhirnya setelah suami berdialog dengan DSA yang nangani cikal, akhirnya dia bisa diberikan vaksinasi Hep. B meski telat beberapa jam.

Alhamdulillah, lega rasanya.. we're officially mommy & daddy! hehe..

semoga si cikal ini menjadi manusia cerdas yang bersemangat menjalani hidupnya disertai keberuntungan yang menjadikannya makmur.. Amiiin..

usia 1,5 bulan :)


Selamat Datang anakku.. you are our miracle.. ^^ 

6 comments:

  1. assalamua'alaikum ww...salam kenal teh....maaf mau tanya, sy saat ini sdng hamil sekitar 1 bulan..sdh mulei nyari2 dokter kandungan. kbtln rumah di ciganitri jd kemungkinan akan kontrol di rs al islam. klo blh tau brp biaya waktu lahiran di sana ya? trus emg dokter delle tuh penuh bgt ya? sy tdnya pengen kontrol sm dr delle....makasih ya teh sebelumnya...
    nisa

    ReplyDelete
  2. waalaikumsalam wr wb, salam kenal juga ^^ iya dr.Delle pasiennya memang banyak bgt mba. klo mau agak lowong bisa ke klinik bersalin Al Islam di cicadas, dr.Delle juga praktek disitu. Biaya lahiran kemarin (Des 2010) sekitar 4,2juta, fasilitas kelas utama, 2 hari. Smoga sehat terus yaaa..

    ReplyDelete
  3. selamat ya bunda semoga anaknya jadi anak yang sholeh pinter dan bikin ortunya bangga, terima kasih infonya istri saya kayanya mau melahirkan di RS al islam juga n ini saya lagi cari2 refernsi

    ReplyDelete
  4. assalamualaikum bund... 4.2 kelas utama taun 2010? seriusan ituu??? sekarang berapa yaa,,, aku rencana pengen d al-islam sm dr.delle jg,,

    ReplyDelete
  5. Saya semua anak sama dr delle...terakhir kelas 3 ..tahun 2015 5.5 jt bunda

    ReplyDelete
  6. Saya semua anak sama dr delle...terakhir kelas 3 ..tahun 2015 5.5 jt bunda

    ReplyDelete