Jun 28, 2019

Cara Membuat Anggaran Keluarga


Membuat anggaran belanja keluarga atau bahasa kerennya family budgeting, sebenarnya tidak terlalu sulit. Mungkin saat awal berumah tangga yang agak bingung, karena ibaratnya 2 perusahaan baru merger, jadi habit & kondisi keuangannya bisa berbeda. Tapi semakin lama dijalani akan terbentuk habit baru, kebiasaan bersama, yang tentunya habit dan kondisi keuangan bersama ini harus dan wajib dibicarakan antara suami istri. Termasuk soal siapa yang mencari nafkah & siapa yang bertugas mengelola keuangan rumah tangga.

Mengutip tausiah dari Ustadz Adi Hidayat, salah satu tugas istri (dalam Islam) adalah menjaga anak-anak dan harta suaminya.
Jadi siapapun manager keuangannya dan berapapun yang diberikan suami pada istrinya, itulah yang harus dijaga dengan baik oleh istri. Dan pendapat saya, menjaga disini adalah mengeloa dengan baik uang pemberian suami.

Kenapa membuat anggaran belanja sangat penting? Setidaknya ada 3 manfaat membuat anggaran belanja keluarga yang saya rasakan :

Lebih hemat, terhindari dari belanja barang yang tidak perlu

Manfaat yang ini terasa sekali saat dimulainya musim sale.. terutama online sale. Banyak godaan, tiba-tiba merasa perlu beli sepatu sport (padahal olahraganya yoga aja di rumah), merasa perlu tas baru,lipstick masih kurang, perlu beli cadangan panci, dll.. yang didukung dengan jumlah saldo di tabungan yang (rasanya) masih cukup untuk belanja. Nah dengan setting anggaran, meskipun disatukan dalam satu account tabungan, kita bisa tau berapa sisa anggaran belanja bulan ini. So, bisa selamat dari godaan belanja sale barang yang nggak perlu. Alhamdulillah..

Sebagai pengingat batas pengeluaran bulanan

Setting anggaran juga membantu kita supaya tidak besar pasak daripada tiang. Kadang spending bulanan bisa over dari pendapatan bulanan karena bias dengan jumlah saldo di tabungan. 

Membantu lebih cepat mencapai tujuan keuangan keluarga

Tujuan keuangan keluarga, terutama yang bisa diplanning untuk dikumpulkan rutin bulanan bisa sangat terbantu untuk dipercepat dengan adanya setting anggaran. Saat satu alokasi anggaran ternyata berlebih, bisa kita alihkan untuk menambah dana liburan misalnya, atau dana untuk ibadah haji, dll.

Untuk membuat anggaran belanja keluarga, yang saya lakukan seperti berikut :

Langkah membuat anggaran keluarga

  • Langkah awal yaitu mencatat pengeluaran rutin bulanan, lakukan minimal untuk 3 bulan. Yak, mencatat mak, alias ditulis. Semua pengeluaran rutin WAJIB dicatat, termasuk untuk kegiatan sosial dan jajan. Alhamdulillah di jaman modern ini emak-emak tidak perlu mencatat di kertas (bawa buku dan pulpen kemana-mana seperti tukang kredit gitu ya), pakai aplikasi di HP pun bisa kok. Banyak aplikasi berbasis android atau ios, cari dengan kata kunci : money manager, budget, keuangan, dll, pastikan ada fitur export file hasil catatan ke excel, dan minimal bisa dikirim via email. 
  • Buat review dari hasil pencatatan selama 3 bulan. Buat kategori expense, misal : kebutuhan anak, makan, transport, dst, lalu masing-masing expense masukkan ke kategori yang sudah dibuat. Hitung rata-rata expense per bulan dari masing-masing kategori.  
  • Tentukan anggaran untuk setiap kategori expense berdasarkan review diatas, yang sekaligus sebagai starting point untuk dilakukan evaluasi ke depan (pastikan tabungan & investasi juga masuk dalam hitungan rutin ini ya). Lalu catat masing-masing anggaran dalam aplikasi keuangan tadi, supaya bisa kita lakukan monitoring secara otomatis. Jadi tidak harus pakai sistem amplop seperti jaman dulu atau membuka beberapa account tabungan untuk pemisahan anggaran. Meskipun sebenarnya akan lebih safe saat kita memiliki bank account yang berbeda untuk anggaran secara global, misalnya memisahkan bank account untuk daily expenses, annual expenses, dan holiday.
  • Tetap lakukan pencatatan pengeluaran bulanan secara rutin, dan kali ini dilengkapi dengan budget untuk setiap kategori expense. Evaluasi minimal setiap minggu, cek persentase expense dari masing-masing budget. Jika menggunakan aplikasi, biasanya fitur ini akan muncul otomatis. Jadi hanya dengan input data budget & entri expense setiap hari, kita bisa tau berapa % dari budget yang sudah kita gunakan. Dari evaluasi bisa kita lihat, apakah budget yang sudah kita setting sudah sesuai dengan realitas kebutuhan keluarga atau perlu ada penyesuaian. Dan hasil evaluasi ini perlu dibicarakan ya dengan pasangan, siapkan hasil evaluasi yang rapi dan gampang dibaca (jangan hanya berupa corat coret di kertas bekas 😋) dan pastikan ada tindaklanjut hasil evaluasi.
  • Jangan lupa juga untuk membuat anggaran biaya tahunan (annual expense). Buat list semua biaya yang dikeluarkan rutin dalam satu tahun, untuk keluarga muslim diantaranya zakat & qurban. Contoh lainnya yaitu biaya perawatan mobil, PBB, travelling tahunan (mudik bisa masuk kesini), dan bisa juga biaya tahunan sekolah dimasukkan (jika belum masuk dalam perhitungan dana pendidikan anak). Tentukan apa saja yang kira-kira mengalami kenaikan per tahun dan berapa perkiraan kenaikannya, itu sebagai acuan untuk membuat anggaran di tahun berikutnya. 
Baca juga : 5 Hal Penting dalam Pengelolaan Keuangan Keluarga

Beberapa hal yang penting dalam membuat dan menjalankan anggaran belanja ini yaitu persistent dan istiqamah. Ibarat ujian, harus gigih berjuang melawan rasa malas & alasan lupa dalam mencatat pengeluaran rumah tangga.

Pastikan semua anggota keluarga yang berperan dalam pengeluaran keluarga tahu mengenai anggaran belanja keluarga ini, tahu berapa budget maksimal untuk setiap pengeluaan yang dilakukan.
Dan yang paling penting, semua harus dibicarakan dengan suami, termasuk jika ternyata jumlah dana bulanan kurang dari cukup. Bukankah lebih mudah dan lebih nyaman untuk mengajukan tambahan jika ada data yang terpampang nyata? hehe..
ones said: biarkan data yang bicara. 


Last but essential, jangan lupa niatkan upaya membuat anggaran keluarga ini sebagai ikhtiar kita agar keluarga kita mandiri secara finansial, tidak membebani keluarga besar apalagi orang tua, justru sebaliknya bisa membantu kerabat atau orang lain yang membutuhkan. Bahkan bisa sedekah, sedekah lagi, dan sedekah terus, tanpa perlu khawatir kondisi pribadi.. Aamiin.

#semogabermanfaat dan semoga mencerahkan

Salam,

momimel

No comments:

Post a Comment