Salah satu hal yang membuat saya khawatir bin gelisah saat menyusun rencana pindah domisili adalah soal sekolah anak-anak.
Selama di Bandung anak-anak sudah sekolah di tempat (yang menurut kami) sudah ok, lingkungannya insyaaAllah terjaga, guru-gurunya ok, komunikasi sangat mudah dengan walikelas dan guru, memperhatikan sisi psikologis anak, dan utamanya bisa konsul tentang psikologi anak dengan Kepala Sekolahnya.
Untuk bocah nomor dua (R2) sebenarnya saya tidak terlalu khawatir, masih 5 tahun, dia bisa masuk ke kindergarten manapun nanti, toh hanya pre school ya.. saya dan suami sepakat dia harus sekolah diluar rumah supaya bisa belajar sosialisasi dengan orang lokal sana nanti.
Yang lebih menjadi concern sebenarnya sekolah untuk abangnya (R1), soal pilihan sekolahnya dan tingkat kelasnya nanti.
Selama di Bandung anak-anak sudah sekolah di tempat (yang menurut kami) sudah ok, lingkungannya insyaaAllah terjaga, guru-gurunya ok, komunikasi sangat mudah dengan walikelas dan guru, memperhatikan sisi psikologis anak, dan utamanya bisa konsul tentang psikologi anak dengan Kepala Sekolahnya.
Untuk bocah nomor dua (R2) sebenarnya saya tidak terlalu khawatir, masih 5 tahun, dia bisa masuk ke kindergarten manapun nanti, toh hanya pre school ya.. saya dan suami sepakat dia harus sekolah diluar rumah supaya bisa belajar sosialisasi dengan orang lokal sana nanti.
Yang lebih menjadi concern sebenarnya sekolah untuk abangnya (R1), soal pilihan sekolahnya dan tingkat kelasnya nanti.
Cari-cari info soal sekolah swasta di Penang ternyata agak sulit, tidak banyak yang review.. ada yang review pun yang anaknya masih kecil belum usia sekolah.
Kenapa sekolah swasta?
karena kami awalnya dapat info bahwa tidak semua anak expatriat bisa sekolah di sekolah negeri disini, so pilihannya sekolah swasta atau international.
Kenapa sekolah swasta?
karena kami awalnya dapat info bahwa tidak semua anak expatriat bisa sekolah di sekolah negeri disini, so pilihannya sekolah swasta atau international.
Anak teman yang pernah sekolah di KL, belajarnya di sekolah Islam. Monthly tuition nya lumayan, 800 RM, which is sekitar 2,8juta IDR.
Info lain yang kami dapat, mengenai kelengkapan berkas yang harus dibawa dari Indonesia : copy akta lahir dan rapot sekolah, yang sudah dilegalisasi.
Alhamdulillah dibawa semua, setidaknya tidak harus balik ke Indo hanya untuk urus dan ambil copy berkas.. lumayan tiketnya ya maak.
Info lain yang kami dapat, mengenai kelengkapan berkas yang harus dibawa dari Indonesia : copy akta lahir dan rapot sekolah, yang sudah dilegalisasi.
Alhamdulillah dibawa semua, setidaknya tidak harus balik ke Indo hanya untuk urus dan ambil copy berkas.. lumayan tiketnya ya maak.
Akhirnya kami datang ke Penang berbekal info seadanya diatas, plus hasil cari dari mbah gugel tentang lokasi sekolah setingkat SD. Alhamdulillah tempat kerja Pak Suami (Paksu) menyediakan agen untuk mendampingi selama masa settlement. Dari agen itu akhirnya kami dapat info untuk mengurus dokumen ijin belajar ke Jabatan Pendidikan Negeri (JPN) disini.
Syarat pengurusan ijin belajar bukan warganegara di sekolah kebangsaan Pulau Pinang (sekolah negeri) :
- 2 copies Passport with valid entry Visa (Father)
- 2 copies Passport with valid entry Visa (Mother)
- 2 copies Passport with valid entry Visa (Child)
- 2 copies birth certificate
- 2 copies marriage/divorce/death certificate
- all docs in foreign language must be translates into Bahasa Melayu or English
- 2 copies Cover Letter from employer/higher education institution
- 2 copies latest pay slip
nah si pay slip ini yang waktu itu jadi masalah, karena Paksu belum bisa dapat dokumen itu. Tapi berbekal nekad dan bakat ku butuh (perlu), jadi kami datang tanpa bawa pay slip dan cover letter (yang ini karena ketinggalan..hihi), dan Alhamdulillah ternyata gak diminta. Cukup syarat utama saja.
Saat berkas diberikan ke petugas, kita akan ditanya oleh petugasnya : mau sekolah dimana.
Yak, ternyata kita yang menentukan.. bukan ditentukan oleh JPN, dan disana disediakan daftar sekolah mana saja yang sudah penuh dan mana yang masih bisa dipilih. (Update info, ternyata disini ada sekolah negeri grade A, yang tidak bisa dipilih oleh foreigner, hanya khusus untuk anak-anak lokal saja.)
Lalu diminta isi formulir juga dan kemudian diberikan berkas untuk dibawa ke imigrasi untuk urus Visa Belajar.
Imigrasi untuk pengurusan Visa Belajar ada di mainland (Sebrang Jaya).
Kami menuju kesana pakai grab, lumayan ongkosnya sekali jalan sekitar 30 RM, yah 100ribuan aja (-aja- padahal ngeliat dompet nangis). Tapi sebagai pendatang baru, si taksi online ini sangat membantu mengingat dapat cerita dulu saat belum ada taksol dan hanya ada teksi biasa, tarifnya seenak si driver dan sulit sekali nemu nya.
Kami menuju kesana pakai grab, lumayan ongkosnya sekali jalan sekitar 30 RM, yah 100ribuan aja (-aja- padahal ngeliat dompet nangis). Tapi sebagai pendatang baru, si taksi online ini sangat membantu mengingat dapat cerita dulu saat belum ada taksol dan hanya ada teksi biasa, tarifnya seenak si driver dan sulit sekali nemu nya.
Sampai di kantor imigrasi ternyata sedang renov dan penuh orang yang antri, banyak pekerja asing yang sedang urus Visa nya.. info dari driver grab mereka ini kebanyakan sudah habis masa berlaku Visa tapi tetap nekad kerja tanpa ijin resmi, jadilah banyak yang terkena razia yang sedang ramai di gelar oleh imigrasi disini.
Berhubung sedang renov, menunggu antri 30 menit berasa 3 jam maak. Alhamdulillah ditemani anak-anak, jadi bisa stay calm.... demi anak-anak.
Di loket 1 diberikan formulir untuk dilengkapi.
Di loket berikutnya yang khusus untuk submit berkas ijin belajar, hampir ditolak..karena tidak ada surat kuasa dari tempat kerja suami.
Oke. Jiwa emak-emak mulai rapuh waktu itu, jadi saya tanyakan balik, harusnya seperti apa dan bagaimana (dengan nada dan wajah yang sudah ntah seperti apa.. haha.)
Di loket berikutnya yang khusus untuk submit berkas ijin belajar, hampir ditolak..karena tidak ada surat kuasa dari tempat kerja suami.
Oke. Jiwa emak-emak mulai rapuh waktu itu, jadi saya tanyakan balik, harusnya seperti apa dan bagaimana (dengan nada dan wajah yang sudah ntah seperti apa.. haha.)
Info dari petugas imigrasi, biasanya Visa Belajar ini diurus oleh perwakilan perusahaan, jika tidak bisa maka harus ada surat kuasa yang menerangkan identitas orang yang akan mengurus Visa.
Alhamdulillah masih ada pertolongan dan diberikan kemudahan, si petugas akhirnya mau nerima berkas dan memberikan tanda terima sekaligus keterangan untuk mengambil visa saat sudah selesai, sekitar 2 hari kerja.
(Update info: ternyata memang pengurusan Visa Belajar ini HARUS dilakukan oleh perwakilan perusahaan, kecuali memang perusahaan menguasakan ke pekerjanya sendiri, dan ini perlu surat kuasa. So, better U ask your HR dept first yaa.. atau bagian yang urus Visa di kantor, jangan main urus sendiri..hehe)
Alhamdulillah masih ada pertolongan dan diberikan kemudahan, si petugas akhirnya mau nerima berkas dan memberikan tanda terima sekaligus keterangan untuk mengambil visa saat sudah selesai, sekitar 2 hari kerja.
(Update info: ternyata memang pengurusan Visa Belajar ini HARUS dilakukan oleh perwakilan perusahaan, kecuali memang perusahaan menguasakan ke pekerjanya sendiri, dan ini perlu surat kuasa. So, better U ask your HR dept first yaa.. atau bagian yang urus Visa di kantor, jangan main urus sendiri..hehe)
Tantangan selanjutnya adalah saat pengambilan visa belajar, saya dan anak-anak sengaja datang pagi, daaan ternyataaaaa... lebih penuh. Mungkin semua orang berpikiran sama ya. Jadilah berdiri antri hampir satu jam.. Alhamdulillah kuat. Sampai di loket, ditolak, pengambilan Visa tidak boleh dilakukan oleh dependant, harus oleh pemegang visa kerja. Baiklah.
Singkatnya saya akhirnya meminta Paksu datang dan baru kemudian Visa Belajar untuk R1 bisa diambil, Alhamdulillah.
Yang disayangkan bukan karena harus mangggil suami, tapi kenapa ketentuan pengambilan berkas tidak bisa oleh dependant tidak diinfokan saat awal pemberkasan. Yah dimaklum saja, mungkin petugas waktu itu sedang lelah,
Begitulah cerita masuk sekolah di Malay, especially Penang.. semoga bermanfaat bagi yang mau pindah kesini yaaa...HTH
Salam,
Singkatnya saya akhirnya meminta Paksu datang dan baru kemudian Visa Belajar untuk R1 bisa diambil, Alhamdulillah.
Yang disayangkan bukan karena harus mangggil suami, tapi kenapa ketentuan pengambilan berkas tidak bisa oleh dependant tidak diinfokan saat awal pemberkasan. Yah dimaklum saja, mungkin petugas waktu itu sedang lelah,
Begitulah cerita masuk sekolah di Malay, especially Penang.. semoga bermanfaat bagi yang mau pindah kesini yaaa...HTH
Salam,
No comments:
Post a Comment