Feb 28, 2020

Review dan Tips : Menggunakan Menstrual Cup

Tidak terasa sudah hampir satu tahun sejak saya beralih dari pembalut wanita ke menstrual cup. Bagaimana rasanya? Alhamdulillah lebih nyaman, nyaman di hati juga karena sebelumnya sempat merasa bersalah karena turut serta menyumbang sampah non degradable ke bumi ini 😓 sementara pakai reusable menstrual cloth pad sepertinya tidak nyaman karena khawatir bocor dan malas mencucinya.


Alhamdulillah saat itu saya bergabung di grup mamak gajah wilayah Bandung Timur (meskipun de facto saya sudah pindah, tapi secara de jure masih memiliki KTP bandung timur. --Penting ini 😁). Disana pernah membahas dan ada beberapa mamak yang bersedia sharing pengalaman menggunakan menstrual cup. Akhirnya saya pun mencari tau jenis dan merk menstrual cup yang tersedia disini, dan ternyata lumayan banyak variannya, dari yang hanya seharga RM 8 (Rp. 28ribu) saja hingga RM 100. Saya pilih yang mana? pertengahan saja. Salah satu tips dari grup itu adalah yang paling penting beli saja dulu, setelah beli nanti pasti ada keinginan kuat untuk mencoba karena sudah terlanjur dibeli jadi sayang kan kalau mubadzir yaa..dan sayang uangnya, hihi.

icon PNG Designed By AnnaKoneva from Pngtree.com


Berikut saya sharing beberapa catatan dan tips selama saya menggunakan menstrual cup :


Apa itu menstrual cup?

cawan/cup kecil dengan bentuk fleksibel terbuat dari karet lateks atau silicon. Berfungsi untuk menampung darah haid sebagai alternatif dari tampon dan pembalut. Bisa digunakan kembali dengan membersihkannya terlebih dahulu.

Apakah menstrual cup aman digunakan?

Dalam dunia medis, menstrual cup dikatakan aman selama digunakan sesuai rekomendasi cara pemakaian. Jika alergi dengan bahan karet lateks, maka pastikan memilih menstrual cup berbahan silicon.

Siapkan diri

Yang penting untuk disiapkan adalah mental, karena jika sudah terbiasa dengan pembalut konvensional pastinya tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya ada benda asing di dalam tubuh dalam waktu yang lumayan lama. Siapkan diri dengan banyak membaca review orang yang sudah berhasil dan nyaman memakainya dan mempelajari cara penggunaan menstrual cup melalui video tutorial 

Memilih menstrual cup yang sesuai

memang agak sulit memilihnya kalau kalau tidak dicoba ya.
Bagi yang pernah melahirkan secara normal (per vaginam), disarankan untuk menggunakan ukuran yang besar. Dan untuk stem (batang) diujung menstrual cup, bisa dipotong jika mengganggu kenyamanan.
Saya sendiri memilih tidak memotong stem ini, karena bisa membantu saat mengeluarkan dengan cara menarik stem menstrual cup ini. Oia, terkadang menstrual cup meluncur agak jauh kedalam, jadi perlu dibantu dorong (ngeden, bahasa gaulnya) seperti melahirkan.

Bentuk dan Jenis menstrual cup

Secara umum bentuk semua jenis menstrual cup hampir sama, hanya saja ada yang memang khusus dibuat untuk yang memiliki low cervix.
Cara untuk memeriksa kita termasuk low, medium, atau high cervix adalah dengan menggunakan jari telunjuk saat sedang menstruasi. Dikatakan low cervix jika telunjuk hanya masuk sampai ruas jari pertama, sementara jika 2 ruas jari bsia masuk disebut medium cervix, dan disebut high servix jika 3 ruas jari telunjuk bisa masuk, seperti pada gambar disini.
Biasanya wanita yang mungil memiliki medium atau low cervix.
    pic source : wikihow

Cara Memakai Menstrual Cup

Pastikan kita berada dalam kondisi rileks saat mencoba menstrual cup pertama kalinya. Perasaan takut sangat bisa jadi penyebab menstrual cup sulit untuk dimasukkan 😅 (pengalaman pribadi).
Ada 2 teknik melipat menstrual cup saat akan digunakan : punch-down dan c-fold.
Saya pribadi lebih nyaman menggunakan punch-down karena mulut menstrual cup menjadi cenderung lebih kecil..hehe
  • Cara membersihkan menstrual cup yaitu setelah isinya dikeluarkan (ke toilet), menstrual cup dicuci dengan menggunakan air hangat yang mengalir dan sabun bebas pewangi, kemudian dikeringkan dengan tisu. Baru kemudian bisa dipakai kembali. Pastikan tangan dalam keadaan bersih saat akan memegang menstrual cup (cuci tangan menggunakan sabun antibakteri). Untuk pemakaian pertama (saat akan digunakan di hari pertama) perlu dilakukan sterilisasi, bisa dengan merebus menstrual cup dalam air mendidih selama 3-5 menit, hal ini juga dilakukan saat akhir periode menstruasi sebelum menstrual cup disimpan.
  • Penyimpanan menstrual cup tidak perlu dalam wadah yang kedap udara, karena justru bisa menimbulkan bakteri atau jamur akibat lembab. Cukup disimpan dalam kantong serut yang biasanya ikut disertakan saat pembelian.
  • Perlu hati-hati bagi yang menggunakan IUD, sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter spesialis kandungan ya sebelum mencoba memakai menstrual cup. Kondisi lain yang perlu dikonsulkan dulu ke dokter yaitu jika menderita vaginismus, uterine fibroid, endometriosis, atau variasi posisi uterus
Menstrual cup bisa digunakan hingga 12 jam, jika memang flow nya sedang sedikit. Tapi biasanya untuk 3 hari pertama, saya membuang isi dan membersihkan menstrual cup minimal setiap 6 jam. Awalnya agak kaget karena ternyata darah yang dikeluarkan selama 6 jam tidak sebanyak yang saya kira sebelumnya, yaitu hanya sekitar 7 mL.

Sekarang tidak perlu lagi khawatir bocor saat sedang haid dan tidak perlu mengganti dan mencuci pembalut, inilah yang membuat saya betah menggunakan menstrual cup. Saking nyamannya, ada saat saya lupa kalau sedang haid, tiba-tiba ingat saat sudah memakai mukena atau sedang berwudhu 😁 dan alhamdulillah dipakai tidur pun tidak bocor.

Jika di pemakaian awal khawatir bocor, bisa gunakan pantyliner untuk berjaga-jaga. Pastikan menstrual cup sudah ada di posisi yang benar dengan merasakan 'pop' didalam, yang menandakan menstrual cup sudah kembali ke bentuk awal. Pastikan lagi dengan memutarnya sedikit saat sudah ada di dalam. Ngilu ya? sedikit saja di awal, tapi lama-lama mahir kok. Hehe..

Semoga bermanfaat, selamat mencoba..

Salam,

momimel


sumber bacaan :
17 Things to know About Safe Use - Healthline
Expert Answer - MayoClinic
What's a menstrual cup - WebMD
How to Use menstrual Cup - WikiHow  
Measure Your Cervix First 

No comments:

Post a Comment