- sebuah review dan catatan pribadi -
Don't judge a book by its cover
Ini nasehat yang secara harfiah berlaku bagi buku ini (untuk saya).
Dari gaya covernya, jujur awalnya saya tidak merasakan semangat yang sama dengan saat membaca buku parenting lain yang tampilannya kekinian : colorful, font lucu-lucu, plus gambar ilustrasi yang ciamik. Tapi maasyaa Allah, begitu baca isinya ternyata jauh lebih baik dari bayangan saya.
Sang Penulis, Mbak Nur, di bagian awal mengingatkan bahwa dalam Islam tidak ada istilah remaja, yang ada hanya pra aqil baligh dan aqil baligh. Dan bahwa dalam konsep Islam masa keemasan (Golden Age) seorang manusia tidak terbatas di usia 6 tahun, tapi berlangsung seumur hidupnya. And that's my AHA! moment. Karena selama ini merasa tertinggal, masa golden age anak-anak (yang selama ini saya pikir hanya sampai usia 6 tahun) terlewati begitu saja dengan dalih pekerjaan saya di ranah publik yang sering menyita hampir setengah dari waktu 24 jam/hari.
Tapi konsep golden age di awal kehidupan memang tidak bisa dipungkiri juga, karena memang sudah didasari dengan kajian ilmiah para pakarnya.
Alhamdulillah, setidaknya hati menjadi lebih tenang.
Poin penting lainnya dari buku ini..
Orang tua lah yang bertanggung jawab mendidik anaknya menjadi manusia sesuai tujuan penciptaannya, yaitu menjadi hamba Allah yang bisa memberi rahmat bagi sesama.
Strategi mempengaruhi akal & jiwa anak di masa pra aqil baligh :
- Membacakan kisah atau menyediakan buku cerita
- Menasehati secara langsung, tidak menyindir dan tidak berbelit-belit
- Menghargai setiap usaha anak
- Menasehati dengan metode tanya jawab
- Membuat anak gembira
- Menjadi teman bagi anak
- Melatih anak mengelola uang
- menyambut anak dengan sukacita
- Menyediakan waktu bersama keluarga
Dibuku ini juga dijelaskan bagaimana menghukum anak tetapi dengan penuh kasih sayang. Mengingatkan bahwa orang tua muslim wajib menjadikan Al Quran dan Al Hadits sebagai acuan dan pedoman dalam mendidik anak, dan tidak lupa untuk selalu meminta petunjuk dan pertolongan pada Allah.
Adapun ilmu yang berasal dari sumber lain masih dapat diikuti, selama tidak bertentangan dengan Quran dan Hadits. Memberi teladan adalah kewajiban setelah menyampaikan kebenaran, tapi jangan sampai kebenaran (Islam) tidak disampaikan hanya karena merasa belum pantas untuk mengajarkannya pada anak.
Pra aqil baligh juga saat yang tepat untuk mematangkan kecerdasan jiwa (kecerdasan emosi).
Percaya Diri
Menghargai keberadaan anak menjadi salah satu jalan agar anak memiliki jiwa yang kokoh & percaya diri, merasa penting.
Pemberani
Kaitkan setiap kegiatan dengan keimanan, berikan tanggungjawab pada anak, membiarkan anak memilih keperluan pribadinya, meminta pendapat anak, memberikan kesempatan bergaul dengan orang yang baik ahlaknya, menyampaikan kisah heroik para Nabi, sahabat, dan pahlawan Islam
Kekuatan Fisik
Membiasakan olahraga, memberikan makanan yang baik (halal & bergizi)
Pendidikan seksual & Menjaga Pandangan
Ajarkan anak untuk mengenali bagian tubuhnya, mana yang boleh dan tidak boleh dilihat atau disentuh oleh orang lain. Jelaskan tentang batasan pergaulan laki-laki dan perempuan. Jelaskan dari sudut pandang kesehatan dan ilmiah, tidak perlu berbohong atau tertawa saat menjelaskan. Penuhi kebutuhan kasih sayang anak, bekali dengan akidah yang kokoh, baru kemudian sampaikan maksud penciptaan (tubuh) manusia.
Jelaskan juga mengenai perbedaan jenis kelamin, perbedaan kondisi, kodrat, dan peran laki-laki dan perempuan
Alhamdulillah, maasyaaAllah.. jadi merasa makin tercerahkan dengan membaca buku ini. Jazakillah khair untuk penulisnya, mbak Nur Aynun.. semoga menjadi amal jariyah bagi beliau.
Harus punya nih, nuhun reviewnya :)
ReplyDelete