Akhir-akhir ini sedang lumayan sering terpapar cerita selingkuh. Eh.. poligami tepatnya,jadi nggak bisa juga dibilang selingkuh.
Tapi pihak istri yang mengalaminya mungkin merasa diselingkuhi.. poligami rasa selingkuh, mungkin begitu ya. Padahal jika saja laki-laki (para suami) tahu kaidah poligami sebenarnya seperti apa dan mempertimbangkan pertanggungjawabannya, mungkin akan berpikir ulang ya..tapi akhirnya kembali ke pilihan masing-masing.
But anyway, kali ini mau fokus ke topik selingkuh, kemarin sempat mendengar podcast seri Ngomong-ngomong Nikah dari Rumah Dandelion, dengan psikolog pernikahan, mba Nadya. Membahas faktor penyebab perselingkuhan dan how to deal with -nya.
diawali dengan definisi selingkuh :
Melakukan sesuatu yang seharusnya eksklusif dilakukan untuk/bersama pasangan tapi dilakukan juga kepada orang lain.
Definisinya bisa berbeda sesuai keberterimaan seseorang, contohnya bisa saja selingkuh itu adalah semua bentuk kebohongan dalam pernikahan yang dilakukan karena takut pasangan kita tahu.
Jadi ingat ada sese-Ustadz yang pernah bilang, salah satu radar diri perbuatan dosa adalah ketika kita tidak ingin satu orang pun tahu kita melakukan perbuatan tersebut.
Aspek Individual
hasil penelitian menunjukkan ada 3 faktor risiko seseorang untuk berselingkuh :
faktor gender (laki-laki lebh rentan karena ada hormon testosteron, bukan berarti perempuan tidak mungkin berselingkuh), personality dan religiusitas (pemahamam soal agama).
Aspek Relationship
ada ketidakpuasan dalam hubungan, segi komunikasi, support, dll, needs setiap orang bisa beda-beda, jika ada kekecewaan lalu diisi oleh orang lain. Unfulfilling dalam hubungan suami-istri.

Aspek Situasional
Faktor lingkungan kerja yang dikelilingi orang-orang yang atraktif, atau pekerjaan yang melibatkan sentuhan atau dengan frekuensi bertemu yang lebih intens dan one on one. Contoh simple untuk yang poin yang pertama: suami bekerja sementara istrinya ibu rumah tangga. Istri fokus ke rumah, dasteran, nggak dandan nggak merawat diri.
Padahal taking care of yourself, terlihat wangi, bersih, dan menarik adalah tetap kewajiban. (nah yang ini self reminder banget deh). Bukan sekedar untuk mencegah suami selingkuh, tapi untuk menjaga kenyamanan diri.. supaya berperilaku baik ke orang lain, terutama keluarga sendiri. Mungkin istilah awamnya, supaya tetap waras ya Mak!
Suami atau istri yang bekerja pun harus ada kesepakatan tentang apa batasan bergaul di kantor. Saat di tempat kerja, hindari untuk bepergian dengan lawan jenis hanya berdua.
Ada wejangan yang didapat mba Nadya dari dari Oma nya : tidak boleh pakai daster di rumah. Daster akan membuat terlalu nyaman hingga tidak menjaga diri. Loosing your self and end up doing nothing.
Betul juga, daster itu kan adem ya, enaknya memang untuk leyeh-leyeh, dan tentunya kegiatan domestik rumah tangga pun pake daster.. dan biasanya saat pakai daster, nggak pakai make up. Tapi mungkin ini salah satu yang harus dibicarakan dengan suami, dia ingin istrinya berpakaian seperti apa, terlihat bagaimana.
Worst case scenario, saat mengetahui pasangan berselingkuh, harus dihadapi secara conscious, supaya netral dan tidak emosional.. lalu katanya tanyakan 2 hal utama ini :
- Hubungannya sudah berlangsung berapa lama, pertanyaan untuk mengetahui kira-kira berapa banyak investasi waktu dan emosi yang dikeluarkan pasangan kita untuk hubungan itu. Poin pentingnya: nggak perlu tanya dia ngapain aja kemana aja, dan pertanyaan lain yang hanya akan menyiksa diri.
- Ada berapa orang yang pernah jadi rekan selingkuh. Kalau cuma satu orang bisa dibilang khilaf, tapi kalau sudah 5 bukan lagi khilaf ..haha, naudzubillahi min dzalik
dari 2 hal itu tentukan pernikahan masih fixable atau tidak. Jikapun bisa diperbaiki, perlu komitmen kedua belah pihak untuk memperbaiki.
Pertanyaan tambahan optional, ketika perselingkuhan sudah terjadi lebih jauh, tanyakan 'hubungan' itu dilakukan secara aman atau tidak. Pertanyaan yang ini untuk cek faktor risiko penyakit seksual menular.
Hmm.. jadi makin merasa perlu belajar terus soal pernikahan, plus jadi reminder untuk tetap dandan, merawat diri, meskipun sekarang sudah jadi stay at home mom.. hehe. Terimakasih sharingnya ya Mba Nadya & Rumah Dandelion.
Hayuk ah, mari berikhtiar supaya sekeluarga bahagia & tetap terlindungi keutuhannya, menjadi keluarga yang sakinah.. Aamiin..
Hayuk ah, mari berikhtiar supaya sekeluarga bahagia & tetap terlindungi keutuhannya, menjadi keluarga yang sakinah.. Aamiin..
Semoga mencerahkan, #semogabermanfaat
Salam,
momimel
No comments:
Post a Comment