Sep 4, 2019

Cara Menghitung Dana untuk Pendidikan Anak

Dulu saya pernah menulis tentang menyiapkan dana pendidikan, hampir 9 tahun yang lalu..saat anak pertama masih 5 bulan.

Years goes by, apa tulisannya masih relevan? iya, tapi mungkin di tulisan yang lalu itu bahasa nya agak alay, mohon dimaafkan ya mak..😁
masa-masa itu masih jadi newly wed, newly mom, dan financial associate yang baru selesai sertifikasi, jadi masih sangat semangat untuk berbagi dan menulis sesuka hati pakai bahasa semau gue..hehe.

Alhamdulillah..saat ini kesadaran para orang tua (dan calon orang tua) untuk mengelola keuangan sudah makin ok ya. Dan makin terasa pentingnya mencari sekolah yang bagus, yang sesuai value keluarga, yang juga biasanya (tapi nggak selalu) berkorelasi dengan besarnya biaya yang harus dikeluarkan. 



Menyambung dari sharing sebelumnya (Preparing Edu Fund), ketika ada tawaran investasi untuk dana pendidikan anak sebaiknya jangan terlalu cepat mengambil keputusan terima atau tidak. Hitung dulu sebenarnya berapa kebutuhan biaya pendidikan untuk anak kita, dan baiknya di cek untuk tiap anak (jika anak lebih dari satu) dan per jenjang pendidikan. Ribet? lumayan.. hehe. Tapi insyaaAllah dimudahkan ya, ayo kita niatkan sebagai bagian dari ikhtiar menjemput rejeki anak.

Cara menghitung keperluan uang sekolah

  1. Cari tahu biaya di sekolah sasaran. Dari hasil ngobrol atau testimoni orang tua lain biasanya sudah terbayang anak kita nantinya mau di sekolahkan dimana. Nah.. di WA grup emak, blog, atau web resmi sekolah banyak info atau sharing hasil hunting sekolah ya kan..coba cari info biaya di sekolah sasaran. Lebih baik lagi jika dapat info lengkapnya : ada biaya apa saja (per tahun, per bulan, atau lump sum), berapa total biaya tahun ini, dan persentase kenaikan biaya dibanding tahun-tahun sebelumnya
  2. Hitung jangka waktu antara umur anak saat ini sampai nanti dia masuk ke jenjang sekolah masing-masing
  3. Hitung total biaya per jenjang sekolah saat ini, dari situ kita bisa mulai hitung berapa biayanya nanti saat anak kita masuk ke sekolah tersebut
contoh hitung kebutuhan uang sekolah (FV)

Pastikan semua biaya yang dibutuhkan sudah kita buat daftarnya, lalu breakdown per tahun per jenjang seperti contoh hitungan masuk PG dan TK diatas. Untuk masuk SD, SMP, hingga kuliah pun sama, breakdown per tahun, jangan lupa masukan biaya pembelian buku juga ya. Pengecualian biaya antar jemput oleh mamak, yang ini bisa masuk budget entertainment (baca : jajan cilok atau basreng di dekat sekolah anak).

Misal hitungan untuk masuk PG dalam 3 tahun mendatang :
uang SPP untuk PG per bulan 200.000 IDR maka perlu menyiapkan 2.400.000 IDR untuk satu tahun. Dengan biaya total saat ini (23.150.000 IDR) dan perkiraan kenaikan biaya per tahun sebesar 10% maka kebutuhan biaya anak bersekolah di PG di 3 tahun mendatang adalah sebesar 30.812.650 IDR.

Menghitungnya pakai apa? pakai rumus bunga majemuk (compound interest), toolsnya pakai excel bisa kok (pilih formula FV), atau kalau mau lebih praktis bisa menggunakan fitur free financial calculator yang sekarang banyak disediakan oleh sekuritas (cek di mbah gugel ya). 

Jadi kalau kita sudah punya hitungan seperti diatas, saat ada seseorang yang menawarkan investasi (atau asuransi) untuk pendidikan anak, bisa kita cross cek, sesuai atau tidak dengan kebutuhan dan kemampuan kita.

Di contoh hitungan diatas, jika kita gunakan instrumen investasi dengan asumsi return 20%, untuk mencapai dana 33.893.915 IDR dalam 4 tahun kita perlu invest 466.506 IDR per bulan. Contoh lain, Kebutuhan biaya kuliah anak 18 tahun mendatang di salah satu kampus negeri sekitar 390juta IDR dengan instrumen investasi return 25% per tahun, yang perlu disisihkan dari sekarang hanya 300ribu-an IDR.

Sekali lagi, hitungan kebutuhan uang sekolah ini hanya pelengkap ikhtiar kita untuk menjemput rejeki anak-anak, ikhtiar agar tidak ikut menyusahkan orang lain. Saat kita tahu uang 300ribu IDR per bulan bisa di'tabung' untuk sekolah anak, mungkin prioritas kita secara finansial akan berubah.

Semoga mencerahkan, #semogabermanfaat

Salam,

momimel






No comments:

Post a Comment