Kemarin menjadi hari kunjungan ke klinik bagi kami sekeluarga.
Awalnya hanya Pak Suami & si Sulung R1 yang dijadwalkan untuk kontrol, tapi kemudian adiknya mengeluh sakit gigi (yang ternyata memang bengkak) dan saya pun bermasalah dengan tambalan yang lepas di gigi geraham.
Suami & R1 berobat gigi ke Dental Clinic di Rumah Sakit, sementara saya dan R2 mendaftar di klinik gigi yang baru dibuka di kompleks apartemen kami. Bukannya tidak ingin sekalian di tempat yang sama, tapi klinik gigi yang ada di RS ini banyak dijadikan tujuan masyarakat sekitar sini, alhasil saat saya menghubungi mereka untuk mencoba daftar untuk kami (saya dan R2) ternyata sudah penuh, dan baru ada slot waktu kosong sekitar Bulan Maret! 😵 Maa Syaa Allah..
Saya dan R2 membuat janji sore sekitar pukul 15, kliniknya cukup nyaman dan kosong.. mungkin karena baru ya. R2 ternyata harus mendapatkan rawatan saluran akar karena lubang di gigi nya lumayan dalam. Setelah sempat drama teriak dan menangis karena takut di suntik dan bor, akhirnya tambalan sementara berhasil ditempel di giginya. Sementara saya sendiri ternyata selain tambalan yang lepas, ada dua gigi geraham yang berlubang cukup besar. Akhirnya 3 gigi sekaligus yang ditambal hari itu. Alhamdulillah anak sudah tidak mengeluh sakit gigi lagi sekarang dan saya juga jauh lebih nyaman untuk makan. Yang menjadi sedikit ganjalan hanya di bagian pembayaran 😂 untuk saya & anak menghabiskan RM 480, coba dihitung sendiri ya pakai kurs IDR 3400 untuk RM 1.
Sementara itu untuk suami dan R1, alhamdulillah tidak ada biaya yang dikeluarkan. Dokter Gigi nya tidak membebankan biaya apapun untuk pemeriksaan R1, karena ternyata memang sudah tidak ada masalah, jadi hanya konsul tapi tanpa biaya, Maa Syaa Allah. Sementara untuk suami perlu ada satu gigi nya yang di tambal, tapi masih ada jaminan asuransi dari kantor. Sebenarnya bentuknya hanya bantuan saja, karena ada jumlah limit coverage dalam satu tahun. Dan tindakan tambalan satu gigi itu jika biaya sendiri harus mengeluarkan RM 130. Lebih mahal dari klinik sebelumnya, mungkin karena klinik di RS.
Kalau untuk urusan jaminan pemeriksaan gigi ini, jujur saya rindu berobat di Indonesia. Hanya dengan menggunakan JKN, bisa bebas biaya untuk tambalan gigi, meskipun harus antri dan menunggu agak lama. Tapi memang tindakan perawatan gigi perlu waktu ya, jadi seharusnya tidak masalah menunggu agak lama. Sementara kami disini hanya mendapatkan coverage asuransi kesehatan dari kantor suami. Dan khusus untuk pelayanan kesehatan gigi, hanya pegawai yang bisa di cover tidak ada dan tidak bisa menambah untuk keluarga. Jadi duhai warga +62, bersyukurlah tinggal di Indonesia dengan segala kemudahan dan sumber daya nya. Masalah iuran BPJS Kesehatan yang naik tidak akan saya bahas disini ya.
Masalah perawatan gigi ini penting bagi kami, jadi memang harus rela untuk membayar lebih daripada harus menanggung kemungkinan sakit gigi dan akibat sampingannya. Kontrol ke dokter gigi 6 bulan sekali, artinya dua kali dalam satu tahun (jika tidak ada masalah lagi), so sepertinya perawatan gigi ini mulai saya masukan dalam anggaran tahunan keluarga. Karena tidak mungkin bisa menikmati liburan dengan gigi sakit kan ya mak..hehe
No comments:
Post a Comment