Mar 20, 2020

Social (media) distancing

Social distancing akhir-akhir jadi salah satu istilah yang ramai dimana-mana. Dikutip dari detik(dot)com, social distancing berarti menjaga jarak antara kamu dengan orang lain setidaknya satu meter. Inti dari lockdown yang saat ini dijalankan di Malaysia juga sebenarnya adalah bagian dari social distancing.

Dari mulai infografis sampai dengan meme, banyak yang memuat materi tentang social distancing sebagai salah satu cara efektif untuk mencegah penyebaran dan untuk menghentikan virus Covid-19. Dengan kata lain social distancing membantu membuat tubuhmu tetap sehat, tidak terpapar virus yang sedang mewabah ini. 

Lalu bagaimana dengan kesehatan mental?


Sejak wabah Covid-19 mulai dirasakan efeknya disini dan di kawasan negara kita tercinta, banyak sekali informasi bertebaran dan seringkali tidak bisa langsung dikonfirmasi validitasnya karena arusnya yang sangat cepat. Menyebar antar orang dan grup sehingga replikasinya mungkin melebihi virusnya sendiri. Sedihnya, di masa seperti ini masih banyak berita yang HOAX ataupun misinformasi yang malah menjadi viral.

Beberapa hari ini saya merasakan kehilangan ritme harian akibat terlalu lama memantau berita mengenai virus ini di depan laptop maupun ponsel. Menyimak dari satu grup ke grup lain, dari satu link berita ke berita yang lain. Yang akhirnya berujung penundaan pekerjaan dan menumpuk di malam hari, kadang juga menimbulkan kekhawatiran yang tidak perlu, dan secara tidak sadar membuat ambyar semua prioritas dan jadwal di hari itu. Oh jangan salah, ibu rumah tangga pun perlu manajemen waktu.. malah wajib punya, imho.

Saya pribadi mulai hari ini menetapkan social (media) distancing, yang harusnya memang dilakukan sedari dulu. Dengan cara menjaga jarak dengan medsos, melihat media sosial (whatsapp, Instagram, dan FB) cukup 2 kali sehari di sore dan malam hari saja dan re-filtering semua informasi yang masuk dengan konsep pause and check serta membatasi diri untuk berkomentar (kadang ini yang susah..hehe). Lebih banyak meluangkan waktu offline, bersama anak-anak dan mengerjakan kegiatan yang saya sukai.

book png from pngtree.com

Menurut Dr Ruth Melia, seorang Psikologis Klinis Senior di HSE Mid West, ada 5 tips untuk menjaga kesehatan mental saat terjadi wabah seperti sekarang ini, terutama selama masa lockdown,

  • Stay Connected. Tetap terhubung melalui media online dengan keluarga dan teman-teman, jadikan masa ini sebagai salah satu jalan untuk menjalin kembali tali silaturahim,
  • Batasi penggunan media sosial. Meskipun aktif terhubung online, kita pun harus selektif dalam pemilihan berita dan informasi. Lebih baik menyimak informasi dan berita dari sumber resmi, seperti WHO dan Kementrian Kesehatan. Hati-hati dengan informasi dan berita yang berupa opini,
  • Tetap miliki kebiasaan tidur yang baik, dengan cara mengatur keseimbangan jadwal kegiatan di siang hari. Termasuk didalamnya kegiatan olahraga, berinteraksi dengan orang lain, dan aktivitas yang membuat senang dan rileks,
  • Berikan waktu untuk diri sendiri. Diantaranya dengan berani menolak kegiatan atau pekerjaan yang membebani pikiran dan mental, mengerjakan kegiatan yang disukai seperti memasak, yoga atau membaca buku,
  • Temukan keberartian dan maksud dari apa yang kita lakukan. Berhenti sejenak dari aktivitas, pikirkan kembali maksud dan tujuan kegiatan yang dilakukan. Dengan begitu kita akan bisa melihat dengan lebih bijak terhadao semua kesulitan yang dihadapi dan pengorbanan yang dilakukan. Contohnya, mengapa kita harus melakukan social distancing dan diam di rumah selama berminggu-minggu.  
Stay safe semuanya, dan please stay at home dan keep sane, hehe..💗

salam,

momimel

All iz well.. insyaa Allah, dan wabah ini segera berakhir, Aamiin..




No comments:

Post a Comment